Bagaimana cara yang paling mudah untuk membangun ikatan emosional pelanggan terhadap citra dan kepribadian merk dari sebuah produk ?
Upaya memberikan sentuhan pengalaman yang menyenangkan kepada pelanggan, seringkali di identikkan dengan pemasaran dan marketing communication biaya tinggi.
Sebagian besar bisnis memanfaatkan event untuk branding.
Kalau eventnya bukan hasil kerja agensi bergengsi dan sudah kawakan, event seringkali jeblok dan ujung-ujungnya pemborosan.
Event Marketing, Road show, pameran, stand mini seminggu di mall yang ramai pengunjung, jelas tidak murah. Apalagi saat ini konsumen makin jeli dan extra ketat dalam mengeluarkan uang belanja untuk produk kebutuhan non primer.
Perusahaan besar sangat bisa, dengan mudah mempersiapkan event marketing spektakuler roadshow dari kota ke kota. Bahkan mereka sanggup membayar artis nasional sebagai brand ambassador.
Lalu bagaimana dengan kita UMKM yang tengah bergulat dengan bisnis rintisan yang tengah ‘tumbuh’ ? Dengan kemampuan anggaran yang relatif terbatas, apa berarti kita tidak bisa melakukan Brand Activation ?
Memang, untuk usaha skala besar, dengan jangkauan distribusi produk ( mayoritas consumer goods ) yang cakupan wilayah distribusi rata-rata sudah nation wide, wujud mengkomunikasikan citra dan kepribadian produk, image building dan pembentukan jalinan ikatan emosional lebih efektif dilakukan melalui aktivitas roadshow event marketing di banyak kota sekaligus.
Yakni event marketing yang bisa menjangkau sebanyak mungkin target pelanggan di lingkup wilayah distribusi produk, yang diadakan di beberapa kota / wilayah sekaligus.
Untuk usaha skala menengah dan kecil seperti kita, masih banyak cara lain. Dari hal-hal yang paling simple dan tidak boros anggaran.
Anda bisa coba dengan bekerja sama dengan influencer lokal yang kira-kira cocok menjadi icon produk Anda.
Bila kebetulan sosok tersebut adalah penulis buku, maka Anda bisa menyelenggarakan acara bedah buku sehari. Tentunya tema / judul buku hendaknya berkaitan erat dengan bidang usaha / produk Anda. Untuk acara sehari itu, Anda undang mereka yang benar-benar masuk dalam kategori target pelanggan Anda.
Anda bisa undang pelanggan Anda selama ini yang sudah biasa berkunjung ke tempat Anda. Terapkan sistem referal, bonus diskon tiket masuk bagi mereka yang bisa mengajak dua orang undangan lagi.
Mungkin Anda ingin pelanggan Anda benar-benar merasakan spirit personality ( kepribadian ) merk Anda ? Wujudkan dan tunjukkan semangat filosofi bisnis Anda melalui perilaku karyawan dalam operasional bisnis sehari-hari.
Serba sigap dan ramah dalam pelayanan. Pasti efektif mengundang pelanggan datang dan datang lagi.
Bila desain logo Anda simple dan modern, pastikan semangat tersebut juga tercermin lewat kecepatan dan kesigapan layanan staff Anda. Semangat modern juga dapat Anda sampaikan melalui desain seragam yang chic, serta desain produk yang inovatif dan up to date.
Atau bila Anda pemilik kafe atau rumah makan, Gaya Hidup Modern dapat Anda komunikasikan melalui desain interior minimalis, serta pemilihan font / display menu dengan warna ceria enerjik, simple dinamis. Bahkan juga dari desain neonbox logo dan nama kafe.
Ingin melibatkan pelanggan kafe Anda ? Adakan saja kontes survey menu favorit, atau lomba kreasi menu, atau mau bagi-bagi sample menu di jalanan sepanjang depan kafe juga boleh.
Mengkomunikasikan dan menanamkan dalam benak pelanggan tentang jiwa dan kepribadian merk / brand produk kita, tidak harus berupa event berbudget spektakuler kok.
Brand Activation UKM Harus Berjalan Beriringan dengan Marketing
Branding dan Marketing adalah sebuah investasi. Termasuk di dalamnya aktivitas-aktivitas seperti mempelajari gaya hidup dan kebutuhan konsumen, menanamkan citra merek dan manfaat unik produk di benak pelanggan, sampai dengan mengedukasi pelanggan agar mereka paham manfaat produk sebagai solusi masalah investasi, pemasaran, bisnis, anggaran mereka.
Untuk apa semua aktivitas ini ? Untuk membuat konsumen lebih mudah mengingat dan memilih produk kita dibandingkan produk kompetitor.
Marketing dan Branding adalah sebuah investasi, yang mana ia membutuhkan dana yang tidak sedikit sebagai biaya eksekusinya.
Tak hanya itu, ia juga membutuhkan kreativitas strategi, kesabaran dan keuletan. Apalagi ketika produk Anda bukanlah produk “kembaran produk lain”.
Ia membutuhkan dukungan Anda untuk senantiasa ‘percaya’ padanya. seperti kata pepatah “Believe in the Product”, dan “Believe in the Business”.
Mari kita renungkan sebentar, dan kita akan tahu, apakah kita benar-benar orang sadar Marketing atau tidak.
Tidak sedikit dari kita, dari waktu ke waktu hanya berkutat dengan orientasi target ”Kapan kita akan BEP ?” Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk bisa mendulang untung ? Berapa lama kita harus menunggu BEP ?
Seringkali kita lupa, proses perjuangan mencapai BEP membutuhkan investasi : dana dan waktu. Seharusnya, spirit believe in the product and business bisa membuat kita lebih bijak. Bisa menjadi dasar motivasi, untuk mau berinvestasi dalam marketing produk dan bisnis. Untuk mau dan siap berkorban dana dan waktu.
Banyak kisah pengusaha sukses dilatarbelakangi oleh sejarah pengalaman bertahun-tahun pengusaha yang bersangkutan bergulat dengan penolakan demi penolakan pelanggan.
Bermodal ketekunan dan kreativitas tak kenal lelah. Belajar dari setiap penolakan dan dukungan pelanggan, sang pengusaha berhasil membuat khalayak konsumen lambat laun merasa membutuhkan produknya dan tumbuh percaya pada manfaat layanan bisnisnya.
Kita bisa banyak belajar dari pengalaman jatuh bangun pengusaha sukses.
Bila kita believe in the product, dan berangkat dari visi bahwa produk kita ada untuk membawa manfaat bagi konsumennya, maka spirit itu seharusnya lebih dari cukup untuk menjadi motivasi ketekunan dan kesabaran kita berinvestasi melakukan marketing.
Keuletan kita mengedukasi pasar, kecermatan kita meneliti sejauh mana potensi pasar bisa menerima dan menyerap produk kita saat ini – sudah siapkah konsumen saat ini ? Adakah aspek-aspek tertentu dari produk yang perlu kita benahi guna mempermudah konsumen menerima produk kita ?
Mungkin dari segi desain produk, spesifikasi bahan, model, fungsi, ukuran, harga ? Bahkan bila perlu mengkaitkan identitas human personality / karakter persona tertentu pada produk – yang bisa memudahkan konsumen merasa ’sehati’ sejiwa dengan produk ? Bukankah mayoritas dari keputusan kita membeli didorong oleh sisi emosional kita ?
Tidak cukup berhenti di situ, masih banyak pekerjaan lain menunggu : ketekunan, inovasi produk, membongkar ulang desain, revisi harga, bahkan terkadang harus menarik kembali produk yang sudah dilempar ke pasar, hanya untuk mengantisipasi jangan sampai gagal produk kita terlanjur jadi buah bibir negatif ( Negative Word of Mouth ) di kalangan konsumen potensial.
Wah. Bila kita tidak siap dengan hal-hal semacam itu, bukankah menarik produk dari pasar akan kita anggap sebagai kerugian besar yang bisa membuat kita memilih banting setir dan gulung tikar ?
Jadi, bagaimana dengan Anda ? Apakah Anda sudah cukup mental untuk bersabar? Apakah Anda orang marketing sejati yang siap berinvestasi ?
Tentunya sebelum Anda memutuskan terjun dan memilih bisnis apapun yang Anda pilih, Anda perlu pertimbangkan hal ini masak-masak.
Bila kesabaran dan ketekunan belum berpihak kepada Anda, mungkin Anda tidak perlu bermimpi muluk menjadi market leader. Cukuplah puas mendulang untung menjadi bisnis pengekor.
Toha Mahsun