Pola Internal Link Yang Tepat

Setelah melakukan riset keyword dan mengantongi beberapa daftar kata kunci, maka langkah selanjutnya yang biasa saya lakukan adalah menyusun struktur internal link yang optimal.

Kalau Anda belum tau, internal link adalah tautan yang mengarah ke halaman tertentu di dalam web yang sama. Kalau link nya mengarah ke web lain, artinya outbond / eksternal link.

Struktur internal link yang dibuat dengan baik jadi salah satu kunci penting suksesnya optimasi SEO On Page blog Anda. Karena internal link memiliki banyak manfaat untuk SEO dan pembaca.

Saya sudah mempraktekkan hal ini, dan terlihat bahwa blog dengan pondasi internal link yang baik biasanya artikel-artikelnya naik hampir bersamaan. Ngga semua sih, tapi mayoritas begitu.

Manfaat Internal Link

Anda perlu memahami dengan benar apa tujuan membuat internal link di dalam web. Kalau tidak memahami tujuannya, akan salah penerapannya.

Beberapa manfaat internal link antara lain :

  • Meningkatkan durasi waktu user berada di dalam blog Anda.
  • Meningkatkan kenyamanan user membaca artikel-artikel Anda.
  • Mendistribusikan otoritas antar artikel di blog ( baik untuk SEO ).
  • Memungkinkan artikel lama bisa di baca lagi oleh pengunjung.

Sudah mulai terbayang apa peranan internal link ? Jika sudah menyamakan persepsi dengan tulisan saya, akan lebih mudah bagi Anda menyerap informasi yang akan saya berikan di bawah.

Saya akan memandu Anda bagaimana membuat pola internal link yang baik dan efektif agar bisa menjadi pondasi kuat SEO On Page blog Anda.

Struktur Internal Link Yang Baik

Dalam pembuatan internal link ngga bisa asal. Kalau salah membuat, yang ada malah tidak berdampak apa-apa untuk SEO dan user. Untuk membuat konsep internal link yang baik, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :

1. Berada di Dalam Artikel

Pastikan tautan / link berada di dalam tulisan artikel Anda, bukan di sidebar, apalagi di kolom komentar. Link yang berada di dalam konten disebut kontekstual link. Dan kualitas link jenis ini lah yang terbaik.

2. Gunakan Variasi Anchor Text

Dalam membuat internal link, selalu gunakan kata / kalimat yang mendeskripsikan isi artikel yang dituju oleh link tersebut. Semakin relevan kata / kalimat yang Anda pakai, semakin bagus.

Contoh anchor text di dalam artikel
Contoh anchor text

Perhatikan gambar diatas. Kata / kalimat yang digunakan disebut anchor text, dan ada nilainya dari sisi SEO. Di tulisan terpisah saya sudah menjelaskan secara detail tentang apa itu anchor text.

3. Tingkat Relevansinya Tinggi

Pastikan artikel yang memberikan link dan artikel yang akan dituju relevan. Misalnya, Anda memiliki artikel tentang “plugin WordPress”, dan terdapat internal link menuju artikel “cara membuat web”.

Kedua artikel tersebut relevan, masih membahas di topik yang sama.

Bandingkan dengan, misalnya, Anda memiliki artikel tentang “panduan instalasi tema WordPress” dan di dalamnya memberikan internal link ke artikel “cara mengobati jerawat”.

Relevan atau ngga menurut Anda ?

4. Pastikan Atributnya Dofollow

Di WordPress secara default semua link bersifat Dofollow. Artinya Anda mengizinkan Googlebot untuk merayapi artikel tujuan dari link tersebut. Dengan begitu, otoritas antar artikel akan terbentuk.

Namun ada beberapa tema yang mengharuskan Anda untuk mengatur setiap link yang dibuat, apakah mau Dofollow atau Nofollow. Ada beberapa bagian juga yang defaultnya Nofollow, seperti link yang berada di dalam komentar.

Jadi Anda harus pastikan semua link bersifat Dofollow, dan seperti saya singgung, letak terbaik internal link adalah di dalam artikel ( kontekstual ).

5. Jumlahnya Tidak Berlebihan

Saya rasa semua hal yang berlebihan tidak baik. Termasuk juga dalam membuat struktur internal link. Terlalu banyak link bertebaran di dalam artikel akan mengganggu kenyamanan pembaca.

Tidak ada aturan baku tentang jumlah maksimal internal link yang diperbolehkan. Kalau saya sesuai kebutuhan saja. Biasanya tidak lebih dari 3 internal link dalam sebuah artikel sepanjang 700 kata.

6. Tidak Mengandalkan Related Post

Related post dalam sebuah artikel memang memberikan internal link ke artikel lain. Tapi sifatnya acak, bisa ke artikel manapun di dalam blog Anda. Kadang ngga relevan.

Dengan sistem acak seperti itu jadinya ngga bisa menunjukkan mana artikel utama dan mana artikel pendukung. Artinya pondasi blog Anda kurang baik, dan kurang optimasi dari segi SEO.

7. Manfaatkan Artikel Yang Memiliki Traffic

Internal link yang diberikan dari artikel yang sudah memiliki traffic / masuk halaman pertama mesin pencari akan lebih bagus efeknya dibanding internal link dari artikel tanpa traffic.

Anda bisa menggunakan beberapa cara untuk melihat artikel mana di dalam blog Anda yang paling banyak mendapatkan traffic. Cara pertama menggunakan Google Analytics :

  • Buka dashboard Analytics Anda.
  • Buka Acquisition >> Search Console >> Landing Page.
  • Set durasi waktu menjadi 30 hari terakhir.
  • Urutkan berdasarkan jumlah klik terbanyak.
Data artikel di Google Analytics
Data Analytics

Cara berikutnya bisa menggunakan Search Console :

  • Buka dashboard Search Console Anda.
  • Masuk menu Performance >> cek tab menu Page.
  • Urutkan berdasarkan jumlah klik terbanyak.
Data artikel di Search Console
Data Search Console

Dengan 2 cara di atas akan terlihat artikel yang paling banyak mendapatkan klik, artinya artikel tersebut memiliki posisi yang baik di mesin pencari. Jadi kalau Anda menyisipkan internal link dari artikel tersebut ke artikel lain, efeknya akan bagus.

8. Memiliki Pola Tertentu

Meski poin ini saya letakkan paling akhir, namun memiliki peranan yang cukup penting. Ada beberapa pola / alur internal link yang sering dibuat oleh para praktisi SEO. Istilahnya Silo struktur.

Tidak ada aturan baku mengenai hal ini. Anda boleh menggunakan pola yang mana saja, yang dirasa cocok. Yang penting ada polanya, agar membentuk pondasi On Page SEO yang kuat bagi blog Anda.

Tips dari saya : Gunakan aplikasi X-Mind ( desktop based ) ketika akan membuat alur internal link. Aplikasi ini akan memudahkan Anda mengatur pola sesuai yang diinginkan.

Sebagai contoh, ini salah satu struktur internal link :

Contoh struktur internal link
Contoh internal link

Kalau Anda bingung lihat gambar diatas, ini keterangannya :

  • Warna kuning yang di tengah adalah Homepage.
  • Warna biru adalah artikel utama, yang saling memberikan internal link antar artikel utama.
  • Warna putih ( tulisan terkecil ) adalah artikel pendukung, memberikan link ke artikel utama.

Dengan konsep di atas, jika ada salah satu artikel yang masuk halaman pertama, maka artikel-artikel lainnya akan bergerak naik juga secara signifikan. Artinya otoritas terdistribusi dengan baik.

Selain pola di atas, masih sangat banyak lagi konsep-konsep internal link yang sering dipakai. Mulai dari yang sederhana sampai yang rumit, semuanya memiliki tujuan masing-masing.

Penutup

Saking pentingnya nilai internal link untuk SEO, saya sudah membuktikannya sendiri dengan merangking beberapa artikel low-competition masuk halaman pertama tanpa bantuan backlink.

Cukup singkat tulisan saya kali mengenai penjelasan struktur internal link beserta penerapannya. Harapan saya, pondasi blog Anda bisa lebih kuat dan bagus dengan menerapkan konsep ini.

 

Anda Mau Berdiskusi ?

Tanyakan secara jelas agar saya bisa paham. JANGAN pakai emoticon, nanti masuk spam.

Diskusi Pembaca . . .

  1. Kang maaf mau tanya, kalau yg menjadi sumber traffic adalah artikel utama, boleh tidak kalau kita buat internal linknya ke artikel pendukung. Jadi link nya bolak balik. Tks Mas.

    Reply
  2. Jika tidak memikirkan pola internal link tapi relevan dg topik pembahasan gimana mas ?

    Reply
    • Saya sdh coba itu di salah satu blog, jd ga ada pola, random aja. Setiap ada yg relevan saya langsung kasih link. Dalam satu artikel 2-3 link biar ga terlalu nyampah. Bagus jg hasilnya mas ( di saya ).

      Reply
  3. Setelah Mas Darmawan ‘pensiun’ dengan PIM-nya, saya yakin Mas Rizki ini akan jadi panutan saya selanjutnya.

    Ga perlu saya kasih tahu alasannya kan ya? : )

    Intinya, saya senang bisa ketemu dengan salah satu artikel Ngetik.id di feed Facebook saya.

    Salam sukses, Mas Rizki.

    Reply
    • Hai mas,

      Salam kenal, senang mas mampir ke sini. Saya masih jauh banget dari beliau mas. Lha saya juga sampai saat ini masih suka belajar ke blognya beliau. Tulisannya tak lekang oleh waktu, karena benar-benar berkualitas.

      Reply