Anda bisa mengikuti panduan cara riset keyword yang berada di dalam artikel ini sambil mempraktekkannya. Dengan praktek langsung akan lebih cepat bagi Anda untuk menyerap informasi.
Pernah membuat artikel lalu ngga ada yang mengunjungi selama berbulan-bulan ? Atau pernahkah membuat artikel, dan ternyata artikel tersebut justru jadi penyumbang lebih dari 90% dari keseluruhan traffic blog Anda ?
Hal-hal tersebut bisa terjadi karena keyword-keyword yang Anda tuliskan di dalam artikel Anda. Baik yang tidak di sengaja ( hanya menulis mengalir ) maupun keyword hasil riset sebelumnya.
Melalui tulisan ini saya akan sedikit berbagi tentang bagaimana cara memilih keyword yang tepat menggunakan tools riset keyword gratis sebelum Anda mulai untuk menulis artikel.
Daftar Isi :
Memahami Search Intent
Sebelum masuk ke langkah mencari keyword, Anda perlu memahami dulu tujuan dari sebuah keyword. Anda harus membuat jenis konten yang tepat untuk keyword yang Anda targetkan.
Contohnya ada seseorang yang mengetikkan keyword “kaos polos online di Jakarta“, maka informasi apa yang kira-kira dibutuhkan oleh orang ini di mesin pencari Google ?
- Artikel yang membahas kaos polos ( bahan, warna, dll ).
- Informasi penjual online kaos polos di daerah Jakarta.
Sudah pasti jenis informasi nomor 2 yang paling dibutuhkan. Makanya kenapa yang muncul di halaman pertama mesin pencari Google kebanyakan Marketplace, bukannya artikel dari sebuah blog.
Kalau Anda menargetkan keyword “kaos polos online di Jakarta” dengan membuat artikel yang membahas tentang bahan, warna, dan jenis-jenis kaos polos, maka akan sangat sulit untuk menembus halaman pertama.
Kalaupun berhasil masuk pejwan, saya yakin pengunjung yang klik artikel Anda ngga akan bertahan lama. Langsung keluar. Karena memang informasinya ngga sesuai.
Itulah search intent sebuah keyword.
Secara garis besar search intent keyword di bagi menjadi 4 kelompok, dan saya akan mengulasnya secara lengkap di bawah ini.
1. Informational
Sesuai namanya, keyword yang termasuk dalam kelompok ini adalah keyword yang mengandung informasi. Biasanya kontennya berupa artikel, dan seringkali volume pencariannya besar.
Contohnya :
- Cara membuat blog di WordPress.
- Cara menggunakan tool Ubersuggest.
- Panduan belajar SEO untuk pemula.
- Ciri-ciri website mengalami down.
- Tips mudah menulis artikel.
Terbayang kan jenis konten seperti apa yang harus Anda sajikan kalau ada orang-orang yang mencari 5 contoh keyword di atas ?
2. Navigational
Volume pencarian navigational keyword juga besar, tapi ngga ada gunanya. Karena orang yang mengetikkan keyword jenis ini sudah menetapkan tujuannya akan masuk ke web mana.
Contohnya :
- Ubersuggest.
- Google Webmaster.
- Login Google Ads.
- Google Analytics.
- Login Facebook.
Nah, udah tau kan orang yang mengetikkan contoh keyword diatas arahnya mau kemana ? Sudah jelas langsung masuk ke web resminya. Mereka ngga peduli dengan web-web lain yang muncul.
Mereka mengetik keyword tersebut biasanya karena lupa URL nya, atau karena malas mengetik jadi cukup di ketik nama brand nya saja.
3. Commercial Investigation
Jenis yang ketiga adalah commercial investigation keyword. Orang-orang yang mengetikkan keyword jenis ini biasanya mau beli sesuatu. TAPI belum mau beli. Mereka sedang cari informasi lain.
Contohnya :
- Harga berlangganan Ahrefs.
- Harga jasa penulis artikel.
- Hosting terbaik di Indonesia.
- Harga pembuatan toko online.
- Tempat kursus SEO di Bandung.
Konten yang muncul terkait contoh keyword di atas berupa artikel, hampir sama dengan Informational keyword. Tapi orang yang mencari keyword jenis ini berpotensi akan melakukan pembelian.
Jadi sebelum benar-benar akan membeli, mereka mencari informasi tambahan dengan mengetikkan keyword-keyword jenis ini.
4. Transactional
Jenis keyword yang terakhir ini biasanya pencariannya ngga terlalu besar, tapi paling diburu oleh semua pemilik website & pakar SEO. Karena keyword jenis ini berpotensi menghasilkan uang.
Yap, transactional keyword, atau umum disebut buying keyword adalah jenis kata kunci yang di ketik seseorang ketika akan membeli sesuatu.
Contohnya :
- Kursus SEO beginner.
- Jasa pembuatan website.
- Jual template WordPress.
- Paket penulisan artikel.
- Jasa setup VPS Vultr.
Perhatikan, orang yang mengetikkan 5 contoh keyword di atas adalah jenis orang yang berpotensi akan melakukan transaksi. Sepakat ?
Cara Riset Keyword Yang Efektif
Kalau sudah baca sampai sini, saya harap Anda sudah cukup memahami ya tentang search intent sebuah keyword. Biasanya muncul pertanyaan, jenis keyword mana yang harus dipakai ?
Kalau saya menggunakan informational dan transactional keyword saja. Keduanya saling melengkapi. Contohnya artikel blog Ngetik.id semuanya menargetkan keyword informational.
Dan untuk transactional keyword saya buatkan beberapa halaman khusus yaitu halaman penjualan, seperti jasa pembuatan blog, jasa review produk, dan jasa pembuatan toko online.
Well, sebagai bagian dari mengoptimalkan SEO On Page, cara riset keyword yang akan saya bagikan kali ini cukup sederhana dan efektif kok, dan masih saya lakukan hingga hari ini.
Saya hanya memanfaatkan beberapa tool gratis, salah satunya Ubersuggest. Tool ini jadi primadona semenjak di akuisi blogger ternama Neil Patel dan dibekali banyak fitur “rasa” Premium.
1. Mencari Ide Awal
Semuanya berawal dari sebuah ide. Saat Anda akan menulis artikel, pikirkan, ide artikel apa yang ingin Anda tulis. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menemukan ide :
- Brainstorming diri sendiri.
- Melihat kategori Marketplace.
- Menggunakan Google Trends.
Ada yang menyebut fase ini sebagai tahapan mencari seed keyword, atau keyword benih, yang nantinya bisa di gali lebih dalam lagi untuk menemukan keyword potensial lainnya.
Saya langsung melakukan studi kasus aja ya biar lebih paham. Saya berencana akan membuat sebuah artikel tentang “panduan mudah untuk membuat website berbasis WordPress”.
Setelah brainstorming diri, saya menemukan beberapa kata :
- Web WordPress.
- Tutorial website.
- Cara buat website.
- Tutorial WordPress.
- Membuat website.
Kelima ide / seed keyword diatas berasal dari brainstorming isi kepala saya secara spontan. Nantinya ide-ide tersebut akan di bedah lebih dalam lagi untuk dicari keyword yang potensial.
Baca : Panduan mencari topik yang menarik.
2. Mengintip Ide Kompetitor
Kalau Anda sama sekali ngga terpikirkan ide apapun, bisa pakai cara ini. Temukan ide artikel dengan cara mengintip website kompetitor menggunakan Ubersuggest.
Silahkan buka Ubersuggest, lalu masukkan domain kompetitor Anda seperti gambar di bawah ini. Jangan lupa ganti negara jadi Indonesia. Sebagai contoh saya akan mengintip web PanduanIM.com.
Setelah muncul hasilnya, Anda fokus pada 2 menu di kiri bawah, yaitu Top Pages dan Keywords. Klik Top Pages untuk melihat daftar artikel yang paling banyak dikunjungi di PanduanIM.com.
Anda juga bisa mengintip keyword apa saja yang menyumbang traffic untuk artikel tertentu, dengan cara klik View All. Anda bisa menyimpan daftar keyword tersebut dengan cara klik Export to CSV.
Untuk cek keyword apa saja yang masuk ke PanduanIM.com secara keseluruhan silahkan berpindah ke menu Keywords seperti tampilan pada gambar di bawah ini.
Ada beberapa data yang tersaji seperti volume pencarian, peringkat yang diraih artikel PanduanIM untuk setiap keyword, estimasi pengunjung yang didapatkan, dan banyak lagi.
Benar-benar tool gratis rasa Premium bukan ? Hehe.
3. Tentukan Keyword Utama
Gimana, pasti sudah memiliki ide kan ? Apalagi kalau memakai cara nomor 2 pasti mendadak banjir ide kan, hehehe.
Selanjutnya, cara mencari keyword potensial berdasarkan ide yang sudah ditemukan untuk dijadikan target keyword utama di dalam artikel.
Di awal saya sudah menemukan 5 ide terkait rencana artikel yang akan di buat. Buka Keyword Planner dan masukkan satu per satu ide tersebut. Saya contohkan salah satu ide, yaitu “membuat website”.
Muncul sekitar 1.155 keyword. Banyak banget. Saya akan memfilter agar hasilnya lebih spesifik. Di bagian atas klik Add filter >> Pilih Keyword text >> Masukkan “membuat website”.
Maka yang muncul adalah keyword-keyword yang mengandung kata “membuat website”. Anda bisa menyesuaikan penggunaan filter ini dengan kebutuhan Anda ya.
Jika sudah klik Download Keyword Ideas di kanan atas. Saya akan mengulangi langkah ini untuk ide-ide keyword yang lainnya.
Kalau Anda mencari ide awal dengan cara mengintip keyword kompetitor berarti ngga perlu pakai Keyword Planner lagi ya, karena Anda sudah memiliki daftar keyword kan.
Jika sudah, saya membuka seluruh daftar keyword yang sudah di download, saya satukan di Excel, saya sortir dan hapus jika ada keyword yang sama.
Kemudian saya urutkan berdasarkan volume pencarian yang terbesar. Untuk keyword utama biasanya saya menargetkan volume pencarian minimal adalah 1.000 per bulan.
Akhirnya saya menemukan satu keyword yang menurut saya cocok, yaitu “cara membuat website dengan WordPress“. Apa pertimbangan saya memilih keyword tersebut ?
- Volume pencarian 880 / bulan.
- Search intent jelas : informational keyword.
- Topiknya abadi / bertahan lama.
Cuma 880 / bulan tapi kok dijadikan keyword utama ?
Ngga ada masalah. Untuk jangka panjang saya bisa sekaligus mengoptimasi keyword “cara membuat website” dengan pencarian 27.100 / bulan.
Namun perlu di catat data ini baru sementara. Saya belum menganalisa tingkat persaingannya kan. Jadi saya sarankan Anda mengumpulkan beberapa keyword utama sebagai cadangan.
Baca : Struktur internal link yang tepat.
4. Kumpulkan LSI Keyword
Tahapan ketiga cara riset keyword yang biasa saya lakukan adalah mengumpulkan LSI keyword terkait keyword utama untuk memperkuat informasi pada artikel saya nantinya.
LSI keyword biasanya di sebar acak di dalam artikel. Cirinya berupa long tail dan volume pencariannya kecil. Cara mencarinya juga sangat mudah. Saya akan menunjukkan dengan 3 cara.
Cara pertama memanfaatkan fitur Google Autocomplete. Ketikkan saja keyword utamanya, maka akan muncul suggestion seperti ini :
Atau cara kedua, Anda bisa melihat ke bagian bawah SERP juga akan muncul LSI keyword terkait dengan keyword utama yang Anda ketikkan.
Cara mencari keyword turunan yang ketiga adalah melalui website Lsigraph.com. Ketikkan saja kata kunci utamanya, dan otomatis akan tampil keyword turunannya.
Saya akan mengumpulkan semua LSI keyword tersebut ke dalam file Excel untuk kemudian di sortir mana yang paling relevan untuk mendukung informasi keyword utama.
Selain itu, di website Lsigraph.com juga bisa Anda manfaatkan sebagai referensi cara mencari long tail keyword.
5. Menganalisa Persaingan
Sampai di tahap ini saya sudah memiliki setidaknya 1 keyword utama dengan volume pencarian besar, dan beberapa LSI keyword sebagai pendukungnya.
Keyword utama :
- Cara membuat website dengan WordPress.
Beberapa LSI keyword :
- Cara membuat website sederhana.
- Cara membuat website gratis dan mudah untuk pemula.
- Cara membuat website gratis WordPress.
- Cara membuat website yang mudah.
- Cara membuat website yang bagus.
- Cara membuat website profesional.
Yang perlu di analisa hanya keyword utama saja. Ada 5 parameter yang saya cek berdasarkan informasi yang saya baca dari salah satu artikel guru saya, mas Vatih. Untuk tahap awal sangat membantu sekali.
5.1. Jumlah Pencarian
Jumlah pencarian tidak sama dengan volume pencarian, meskipun kalimatnya mirip, hehe. Jumlah pencarian menunjukkan jumlah artikel yang ditampilkan untuk keyword yang di ketik.
Misalnya keyword “cara membuat website dengan WordPress” dengan jumlah pencarian 44,5 Juta. Patokan maksimal saya adalah 5 Juta pencarian. Kalau di atas itu, pilihannya hanya ada 2 :
- Melepaskan keyword tersebut dan mencari yang lain.
- Tetap menggarapnya, dengan resiko mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya lebih banyak saat melakukan optimasi SEO.
Kenapa patokannya 5 Juta ? Kenapa bukan 1 Juta, atau 10 Juta ? Ya ngga apa-apa sih, haha. Bebas aja soal itu mah, bukan patokan baku.
5.2. Apakah Ada Iklan ?
Keyword utama yang saya target kebetulan ngga ada iklan yang tampil. Kalau keyword incaran Anda menampilkan beberapa slot iklan di deretan teratas, artinya persaingan cukup berat.
Untuk fase-fase awal, sebaiknya menghindari persaingan keyword yang terlalu berat. Bukannya semangat, yang ada malah stres dan berhenti ngeblog gara-gara tak kunjung pejwan.
5.3. Adakah Situs Gratisan ?
Perhatikan 10 deretan teratas di halaman pertama Google. Apakah ada blog yang masih menggunakan platform gratisan seperti domain.blogspot.co.id atau domain.wordpress.com ?
Kalau masih ada, besar kemungkinan artikel Anda masih bisa bersaing dan merangsek ke halaman pertama menggeser mereka.
5.4. Panjang Artikel Kompetitor
Salah satu cara riset keyword dan analisa yang saya lakukan, saya biasanya membuka 10 besar blog yang bertengger di halaman pertama dan memeriksa panjang artikel mereka.
Kalau mayoritas masih di bawah 1.500 kata artinya masih besar peluang saya untuk ikutan masuk ke halaman pertama.
Soal panjang artikel memang masih jadi perdebatan. Ada anggapan bahwa jumlah kata tidak mempengaruhi peringkat sebuah artikel di SEO. Kalau saya sih termasuk yang tidak setuju dengan anggapan itu.
5.5. Tingkat Kesulitan
Salah satu parameter sederhana untuk mengecek tingkat kesulitan keyword adalah menggunakan parameter DA / PA milik MOZ.
DA adalah Domain Authority atau nilai otoritas sebuah website secara keseluruhan, dan PA adalah Page Authority atau skor otoritas sebuah halaman artikel tertentu.
Memang bukan parameter resmi yang dikeluarkan Google dan belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun setidaknya bisa jadi patokan performa blog-blog yang bertengger di halaman pertama.
Kalau Anda menemukan skor DA > 35 lebih dari 5 web, atau PA > 25 lebih dari 5 web di halaman pertama, artinya persaingan berat. Anda bisa mencari keyword lain atau tetap bertahan dengan usaha ekstra.
Dari mana patokan angka DA 35 dan PA 25 ?
Itu cuma patokan saya. Anda boleh memakainya, boleh tidak. Nanti semakin sering riset keyword yang Anda lakukan, pasti bisa mengira-ngira sendiri.
Cara memunculkan DA / PA sebuah website seperti gambar di atas bisa menggunakan extension Chrome : MozBar. Setelah install silahkan login, atau sign up jika belum memiliki akun MozBar.
CATATAN : Dari kelima variabel diatas saya paling concern dengan poin 5.2 dan 5.5. Jika ada banyak iklan, atau nilai DA / PA lebih tinggi dari standart saya, biasanya saya cenderung mundur.
6. Keyword Mapping
Sekarang saya sudah memiliki SATU keyword utama dan beberapa LSI keyword. Pilihan keyword lainnya sudah tereliminasi karena tingkat persaingan yang tinggi.
Sampai disini cara riset keyword sudah selesai. Saya sudah bisa mulai membuat artikel berkualitas mengacu pada search intent keyword utama yang sudah ditentukan.
Saya hanya ingin menambahkan soal keyword mapping, konsep menarik yang pertama kali saya baca dari blognya MastahSEO.
Panduan yang saya jelaskan di atas kan berlaku untuk satu artikel aja. Saya biasanya melakukan riset sekaligus beberapa topik artikel, dan membuat sebuah pemetaan keyword.
Contohnya begini. Saya akan membuat blog dengan topik seputar SEO. Jadi semua artikel di dalamnya fokus pada pembahasan mengenai SEO.
Di awal-awal saya akan melakukan riset keyword seperti cara di atas, dan melakukan pengelompokkan keyword. Misalnya untuk blog dengan niche SEO saya membuat keyword mapping :
Terbayang maksudnya ? Jadi ada pemetaan keyword berdasarkan search intent nya. Setiap keyword dibuatkan satu artikel. Setiap keyword melalui proses riset seperti yang dijelaskan di atas.
Dengan begitu, proses pembuatan artikel lebih terarah dan berurutan. Efeknya authority blog Anda akan naik dan itu baik di mata Google.
Google lebih suka dengan website yang memiliki konten spesifik dan experti di bidang tertentu di banding website berisi konten campuran.
Penutup
Gimana dengan cara riset keyword yang saya bagikan di atas, apakah cukup mudah untuk Anda pahami ? Tenang aja, nanti seiring waktu Anda akan terbiasa karena sering melakukannya.
Polanya selalu sama dan berulang kok.
Yang jelas, pastikan Anda memilih keyword yang tepat dan memahami search intent keyword tersebut. Dengan begitu artikel yang di buat akan lebih berkualitas dan bermanfaat.
pembahasannya sangat lengkap, makasih mastah udah berbagi ilmu
Alhamdulillah, terima kasih sudah berkenan mampir mas.